Situs web yang sedang dikunjungi ini (Mawan.ORG), biayanya hanya USD 22.38/tahun (atau sekitar Rp 26.400/bulan). Tarif permanen. Tagihan berikutnya tidak akan naik. Padahal VPS lho, bukan shared / cloud web hosting. Murah banget kan? Kok bisa? Baca terus artikel di bawah ini.
Ada orang kaya yang hobinya mengkoleksi mobil antik dan jam tangan mewah. Tidak masalah, selama mereka punya uang. Sedangkan bagi saya yang hanya seorang guru, kepuasan batin justru bisa didapat bila mampu mendapat barang-barang murah tapi berkualitas. Ini mengingatkan saya pada istri yang juga gemar membandingkan harga susu bayi di Indomaret dan Alfamaret untuk mencari yang termurah, walau pun selisihnya hanya beberapa ribu rupiah saja. 😄
Salah satu kesukaanku adalah berburu VPS murah. Prestasi terbaik adalah bisa mendapat VPS seharga USD 1/bulan di Reprise Hosting. Memang spec-nya minim sekali. RAM cuma 128 MB. Tapi sudah mendapat IPv4. VPS semurah Rp 15 ribuan ini, cocok untuk diisi website tanpa database atau dijadikan slave DNS.
Pernah juga mendapat VPS seharga USD 2.5/bulan di Vultr (sekitar Rp 35 ribu/bulan). Yang ini lumayan. RAM 512 MB, disk 20 GB. Cukup kuat untuk dijadikan personal web server (Ada Nginx, PHP, MySQL, dan Postfix untuk kirim email).
Bagaimana dengan Moodle?
Seperti diketahui, Moodle sangat boros penyimpanan disk. Pernah ada satu sekolah yang baru 2 bulan memakai Moodle, pemakaian disk-nya membengkak mencapai 80 GB. Bila memakai VPS dalam negeri, paket yang menyediakan disk di atas 80 GB tentu mahal. Ada yang lumayan murah yaitu Jagoan Hosting. Tarifnya Rp 460 ribu/bulan, belum termasuk PPN 10%. Untuk sekolah, tarif ini tidak masalah. Kan bisa diganti dana BOS. Yang penting ada NPWP-nya.
Bila mau yang CPU dan RAM-nya bisa dinaik-turunkan (ditambah dan dikurangi), maka yang paling cocok adalah Digital Ocean. Droplet bisa diturunkan sampai seharga USD 5/bulan saat liburan, dan bisa dinaikkan sampai USD 80/bulan saat pelaksanaan PAS/PTS (Ulangan Umum). Moodledata bisa disimpan di Droplet bila ukurannya kecil. Bila besar, pindahkan ke Volume.
Sudah beberapa tahun belakangan ini, saya selalu mempercayakan Digital Ocean untuk server PAS/PTS. Lancar diakses oleh 1000-an siswa yang serempak mengerjakan soal di Moodle. Yang penting PHP dan MySQL di-tuning semaksimal mungkin.
Belum lama ini saya menemukan VPS luar negeri (LetBox) yang sangat cocok untuk Moodle pemakaian sehari-hari. Tarifnya hanya USD 7.76/bulan (Rp 110 ribu/bulan). Spec-nya juga luar biasa untuk harga semurah itu: Disk 250 GB. RAM 4 GB. CPU 4 vCore. Wow!
Memang sih, bila Moodledata masih kecil, kita bisa memakai VPS perusahaan apa pun, misalkan Digital Ocean. Tapi bila sudah ratusan GB, maka sebaiknya Moodle dipindah ke LetBox. Untuk PAS/PTS, dibuat lagi Moodle khusus ujian. Jadi sekolah mempunyai 2 Moodle, yaitu untuk pemakaian sehari-hari di LetBox, dan untuk Ujian di Digital Ocean yang tarifnya dihitung perjam. Setelah ujian selesai, data di Digital Ocean di-backup, lalu droplet ditutup. Kita hanya membayar biaya VPS bukan sebulan penuh, tapi hanya sekitar 1 pekan saja.
Untuk mendapat tarif murah, kuncinya harus sabar. VPS luar negeri sering menggelar promo Black Friday, Cyber Monday, 12.12, dan sebagainya. Dan tarifnya permanen / berulang. Tidak seperti kebanyakan VPS di Indonesia yang murah di awal tapi kemudian harga naik saat pembayaran berikutnya. Padahal memindahkan isi VPS ke VPS lain butuh waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Apakah Moodle bisa dipasang di shared / cloud web hosting?
Jawabannya: Tidak bisa, karena tidak akan kuat melayani ratusan siswa. Bahkan beberapa shared / cloud web hosting menulis dengan tulisan besar-besar: “Dilarang menggunakan hosting ini untuk e-learning, CBT, dan sejenisnya.”
Moodle hanya cocok dipasang minimal di VPS. Syukur-syukur mampu menyewa Dedicated Server atau co-location (menaruh server di data center). Bisa juga sih, menaruh server di dalam sekolah, tapi saya pribadi tidak memilih ini, khususnya selama Pandemi Covid-19. Alasannya: Akses internet ke sekolah sewaktu-waktu bisa terganggu oleh pemadaman listrik PLN atau pohon tumbang yang memutus kabel internet. Para siswa teriak dari rumah masing-masing. WhatsApp penuh oleh pertanyaan dari guru dan siswa. Tak lama kemudian dari Kepala Sekolah. Ampun. Terpaksa ke sekolah. Hufs, males banget deh.
Satu lagi tips dari saya: Usahakan VPS di-instal manual. Jangan memakai web hosting control panel seperti cPanel, Plesk, VestaCP, CWP, ISPConfig, Webmin, dan Virtualmin. Untuk VPS dengan spec rendah, sebaiknya diinstal Ubuntu atau Debian, Nginx, MariaDB, dan PHP 7.3 atau 7.4.
Bila khawatir tagihan kartu kredit membengkak karena sesuatu hal di luar dugaan, maka sebaiknya gunakan Kartu Kredit Jenius dari Bank BTPN. Mirip pra bayar. Harus ada saldo cukup ketika hendak melakukan transaksi. Artinya, bila saldo nol rupiah, pemilik VPS tidak bisa membuat kita berhutang. Lalu agar lebih aman lagi, buka akun PayPal. Gunakan kartu Jenius untuk pembayaran tagihan PayPal, kemudian berbelanja VPS memakai PayPal. Aman deh.
Ada yang patut diacungi jempol untuk RackNerd. Selain saat promo Cyber Monday saya bisa mendapat VPS murah USD 12.18/tahun (nyaris hanya 1 dollar perbulan!) dengan spec yang tidak mengecewakan (RAM 1,5 GB), balasan dari customer service juga sangat cepat. Bahkan ketika saya bilang, ingin membatalkan VPS karena tertarik dengan promo terbaru, mereka dengan sangat ramah bersedia me-refund semua dana, sehingga saya bisa membeli VPS promo 12.12 seharga USD 22.38/tahun (sekitar Rp 26 ribu/bulan). Tarif permanen / berulang. Spec yang didapat juga tidak mengecewakan: RAM 2 GB, Disk 35 GB, prosesor 2 vCore.
Adakah yang bisa lebih murah dari pada ini? Ditunggu sharing pengalamannya di kolom komentar.